
Bogor, Pernahkah kalian penasaran bagaimana para peneliti bisa mengetahui umur mumi, prasasti, atau benda purba lainnya. Padahal mereka jelas belum lahir pada zaman itu apakah mereka cuma asal tebak? atau jangan-jangan para peneliti ini diam-diam punya mesin waktu.
Ternyata pengukuran umur benda purba bisa dilakukan secara ilmiah tanpa perlu time travel yaitu dengan teknik dating bukan.
Teknik dating benda purba sendiri terbagi menjadi dua. Yaitu, relative dating dan absolute dating dengan relative dating para peneliti bisa membandingkan aneka periode sejarah.
Misalnya dari prinsip perbedaan lapisan tanah menggunakan bantuan ilmu geologi kita bisa memperkirakan umur benda purba berdasarkan letaknya di suatu lapisan tanah.
Pasti lebih enak kalau ada chemistrynya dengan mengawinkan arkeologi dan ilmu kimia lahirlah jenis dating yang kedua yaitu absolute dating. Dengan teknik dating yang satu ini kita bisa mengetahui umur benda purba secara lebih spesifik.
Absolute dating ini memiliki banyak jenis tapi yang paling populer adalah karbon dating alias radiokarbon.
BACA JUGA : Besar Kapasitas Memori Otak Manusia
Bagaimana Cara Kerjanya untuk Mengetahui Umur Benda Purba
Pertama tama segala hal yang ada di alam semesta ini terdiri dari materi yang amat sangat luar biasa kecil. Bernama atom ada satu jenis atom yang pasti dimiliki semua makhluk hidup yaitu atom karbon.
Atom karbon sendiri terdiri dari kakak beradik disebut sebagai isotop. buat belajar karbon dating kita berkenalan dengan kakak beradik yang bernama karbon 12 dan karbon 14.
Karbon 12 adalah isotop yang paling sering kita temukan di alam. Sementara saudaranya karbon 14 tercipta setiap hari saat sinar kosmik menerobos masuk ke atmosfer bumi kemudian mengenai unsur atom terbanyak di udara yaitu nitrogen.
Setiap hari kakak beradik ini diserap oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis tumbuhan inilah yang kemudian dimakan oleh makhluk hidup lain termasuk kita.
Saat kita mati hal unik terjadi jumlah karbon 14 dalam tubuh kita akan mulai berkurang sementara jumlah karbon 12 tidak berubah itu disebabkan karena karbon 14 bersifat tidak stabil.
Supaya bisa stabil karbon 14 harus mengalami peluruhan kembali menjadi atom asalnya.
BACA JUGA : Bentuk Kuota Internet
Lalu Bagaimana Caranya Karbon 14 yang Labil ini meluruh ?
Faktanya semua atom radioaktif di dunia ini punya waktu paruh. Yaitu waktu yang dibutuhkan si atom untuk meluruh setengahnya nah waktu paruh karbon 14 adalah 5730 tahun.
jadi dalam 5730 tahun jumlah total atom karbon 14 dalam sebuah spesimen akan berkurang setengahnya. Fan akan berkurang lagi setengahnya dalam 5730 tahun selanjutnya.
Untuk mengukur jumlah si kakak beradik karbon dalam suatu spesimenpara peneliti menggunakan alat canggih yang bernama Mass Spectrometer.
Dengan menghitung perbandingan rasio kedua karbon sebuah spesimen dan di alam tambahkan waktu paruh dalam hitungan yang sangat sangat ribet dan memusingkan.
kita bisa mengetahui umur spesimen dari ribuan tahun yang lalu. Supaya lebih tepat peneliti juga akan mencocokkan perhitungan, mereka dengan aneka penunjuk waktu alami.
Sayangnya carboniting cuma bisa dipakai untuk spesimen makhluk hidup yang mati kurang dari 50000 tahun yang lalu.
BACA JUGA : Apakah Alam Semesta Berujung?
Lalu Bagaimana Nasib Fosil Dinasaurus yang Umurnya Lebih dari 50000 Tahun ?
Para peneliti tidak pilih kasih kok mereka cuma akan menggunakan atom lain yang waktu paruhnya lebih lama misalnya
potasium argon yang waktu paruhnya 1,6 milyar tahun, teknik mengitung umur benda purba memang susah.
Tapi kalau kita bisa menguasainya niscaya kita bisa mengetahui waktu kematian kucing kesayangan firaun.
(KokBisa?)